Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Leraning)
Pembelajaran
berbasis masalah dimulai tahun 1950. Pembelajaran berbasis masalah diartikan
sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari pembelajaran berbasis masalah. Pertama, pembelajaran berbasis masalah
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi
pembelajaran berbasis masalah ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
Pembelajaran berbasis masalah tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengola data, dan akhirnya
menyimpulkan. Kedua, aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran berbasis
masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
Artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk
mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan
pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalah tersebut
bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari
lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa
kemasyarakatan.
Strategi
pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
a. Guru
menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran,
akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
b. Apabila
guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu
kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya
perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam
membuat judgment secara objektif.
c. Manakala
guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat
tantangan intelektual siswa.
d. Jika
guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
e. Jika
guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataaan
dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan kenyataan).
Ada
beberapa karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah, Arends (1997)
mengidentifikasikan 5 karakteristik sebagai berikut:
a. Pengajuan
pertanyaan atau masalah.
b. Keterkaitan
dengan disiplin ilmu lain.
c. Menyelidiki
masalah autentik.
d. Memamerkan
hasil kerja.
e. Kolaborasi.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah:
Pembelajaran
Berbasis Masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah, keterampilan intelektual, dan menjadi siswa yang mandiri.
Kelebihan
dan kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah:
Kelebihan
Pembelajaran Berbasis Masalah:
a. Siswa
lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep
tersebut.
b. Melibatkan
secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang
lebih tinggi.
c. Pengetahuan
tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
d. Siswa
dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan
berkaitan dengan dunia nyata.
e. Proses
pembelajaran berbasis masalah dapat membiasakan para siswa untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil. Apabila menghadapi permasalahan dalam
kehidupan nyata.
f. Dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
Kelemahan
Pembelajaran Berbasis Masalah:
a. Menentukan
suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa,
serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sangat memerlukan
keterampilan dan kemampuan guru.
b. Proses
belajar dengan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan waktu yang cukup lama.
c. Mengubah
kebiasaan siswa dari belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari
guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.
Contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :VII/Ganjil
Tema : Belajar pada
Kehidupan Fauna
Sub tema : Kupu-kupu Berhati Mulia
A.
Kompetensi Inti
Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Penilaian
Sikap : (a.) Penilaian
observasi, mengamati sikap peserta didik dalam melakukan diskusi yang mencakup
kesantunan, percaya diri dan kemampuan bermusyawarah,jujur, dan tanggung jawab
(b.) penilaian diri, (c.) penilaian teman sebaya.
Lembar:
Rekapitulasi
Penilaian Sikap = Observasi
No.
|
Nama siswa
|
Sikap
|
Skor rata-rata
|
||||||
Tangung jawab
|
Jujur
|
Peduli
|
Kerja Sama
|
Santun
|
Percaya Diri
|
Disiplin
|
|||
Lembar Penilaian Sikap= Observasi pada Kegiatan
Diskusi
|
|||||||||||||||||||||
Mata
Pelajaran :
Kelas/Semester :
Topik/sub
bab topik :
Indikator
: Peserta didik menunjukkan perilaku kerja
sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Kolom
aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut :
4. sangat baik
3. baik
2. cukup
1. kurang
|
Penilaian
Proses : Penilaian proses
meliputi aspek yang dinilai, teknik penilaian,
waktu
penilaian, instrumen penilaian.
Penilaian
produk : Skor diberikan bergantung
dari ketepatan jawaban yang diberikan dan kelengkapan jawaban, dan tepat
jawaban semakin tinggi pemerolehan skor.
B.
Kompetensi Dasar:
Memiliki
perilaku peduli, cinta tanah air, dan semangat kebangsaan atas karya budaya yang
penuh makna.
Penilaian Sikap : penilaian sikap dilakukan
berdasarkan cara perilaku peserta didik cinta,
menerima, menghargai, dan semangat atas karya budaya bangsa.
Nama :
Kelas :
Untuk pertanyaan 1 sampai dengan 3, tulis
masing-masing huruf sesuai dengan pendapat anda
No.
|
Sikap
|
Keterangan
|
1.
|
Saya
memiliki motivasi dalam diri saya sendiri selama proses pembelajaran.
|
|
2.
|
Saya
menunjukan sikap semangat dalam proses pembelajaran.
|
|
3.
|
Saya
menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan
kejujuran, kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab.
|
|
Skor
|
||
Selama
kegiatan pembelajaran, tugas apa yang anda lakukan?
|
Penilaian
Proses: Pada model pembelajaran
berbasis masalah ini proses penilaian dilakukan dengan mengacu pada kegiatan
siswa dalam menerapkan prilaku peduli, cinta tanah air, dan semangat
kebangsaan.
Penilaian
Produk : Skor diberikan bergantung
dari ketepatan jawaban yang diberikan
dan kelengkapan jawaban yang diberikan, dan tepat jawaban semakin tinggi
pemerolehan skor. Contoh:
1. Bagaimana
cara kita dalam mengembangkan perilaku peduli, cinta, dan semangat kebangsaan atas
karya budaya?
Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning)
Project Based
Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan
di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, Project Based Learning bermakna
sebagai pembelajaran berbasis proyek.
Project based
Learning adalah sebuah mode atau pendekatan yang inovatif, yang menekankan
belajar yang kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001;
Thomas, Mergendoller, dan Michaelson, 1999; Moss, Van-Duzer, Carol, 1998).
Berbeda
dengan pembelajaran-pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik
kelas yang berdurasi pendek, terisolasi atau terlepas-lepas dan aktifitas
pembelajaran berpusat pada guru, maka Project
Based learning lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif berdurasi
panjang, berpusat pada pembelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan dunia
nyata. Dalam Project Based Learning
siswa belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat melahirkan
pengetahuan yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-proyek daam
pembelajaran (Thomas, 2000).
Pembelajaran
Berbasis Proyek adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif berfokus pada
kreativitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan
kawan sebaya mereka menciptakan dan menggunakan pengetahuan khusunya dilakukan
dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif
sebagai peneliti (Berenfeld, 1996; Marchaim 2001: dan Asan 2005). Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut project based
leraning merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
faham pembelajaran kontrukvis yang menuntut peserta didik menyusun sendiri
pengetahuanya (Doppelt, 2003).
Buck Institu for Education
(1999) menyebutkan bahwa Project Based
learning memiliki kerakteristik yaitu, (1) siswa sebagai pembuat keputusan
dan membuat kerangka kerja, (2) terdapat masalah yang pemecahannya tidak
ditentukan sebelumnya, (c) siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil,
(d) siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelolah informasi yang
dikumpulkan, (e) melakukan evalusi secara kontinu, (f) siswa secara teratur
melihat kembali apa yang dikerjakan, (g) hasil akhir berupa produk dan evaluasi
kualitasnya, (h) kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan
perubahan.
Contoh:
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Tema : Berguru pada
Pengalaman
Sub
Tema : Pembangunan
Konteks dan Pemodelan Teks Ekseplum
A. Kompetensi
Inti
Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang dan teori.
Penilaian
Sikap : penilaian sikap ini
dilakukan berdasarkan tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran terhadap tugas
dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
Penilaian
Proses : penilaian proses
dilakukan dari mana seorang siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang
dan teori.
Penilaian
Produk : penilaian produk atau
hasil tergolong penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan sendiri meliputi
ketepatan, kecepatan, dan tahap kemampuan siswa dalam membuat produk atau suatu
karya sastra.
B. Kompetensi
Inti
Menangkap makna teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan dan rekaman pecobaan baik melalui lisana tau tulisan
Penilaian
Sikap :
LEMBAR
PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun Ajaran :
Waktu pengamatan :
Sikap yang dikembangkan dan integrasikan adalah
perilaku jujur, disiplin terhadap tugas yang diberikan, dan tanggung jawab
(ketepatan dan mengumpulkan tugas).
Penilaian
Proses : Pada model pembelajaran berbasis proyek ini proses
penilaian dilakukan dengan mengacu pada kegiatan siswa dalam memahami teks
eksemplum
Penilaian
Produk atau hasil :
No.
|
Indikator
Penacapaian Kompetensi
|
Teknik
penilaian
|
Bentuk
Penilaian
|
Instrumen
|
1
|
Mengidentifikasi struktur isi teks
eksemplum
|
Tes tertulis
|
Tes urauian
|
Identifikasilah struktur isi teks eksemplum
dalam cerita rakyat maling Kundang.
|
2
|
Mengidentifikasi ciri bahasa eksemplum
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
Identifikasilah ciri bahasa eksemplum
yang terdapat dalam teks cerita rakyat Malin Kundang.
|
3
|
Mengidenfikasi isi teks eksemplum
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
Identifikasi isi teks ekseplum dalam
cerita
|
4
|
Menganalisis isi teks dan bahasa teks eksemplum
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
Analisis isi teks dan bahasa teks
ekseplum
|
5
|
Menyimpulkan makna, kata dan istilah
dalam teks eksemplum
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
Simpulkan makna dan kata yang terdapat
dalam teks eksplum dari cerita rakyat malin kundang
|
Dari indikator pencapaian kompetensi di atas diharapkan
siswa dapat memahami teks eksemplum yang meliputi struktur, ciri, dan isi.
Daftar Pustaka:
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran. jakarta: Prenada Media Grop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar