Assalamu'alaikum wr.wb

Sabtu, 22 Oktober 2016

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Best Learning) dan pembelajaran Berbasis proyek (Project Best Learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Leraning)
Pembelajaran berbasis masalah dimulai tahun 1950. Pembelajaran berbasis masalah diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian  masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari pembelajaran berbasis masalah. Pertama, pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Pembelajaran berbasis masalah tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengola data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalah tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
a.       Guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
b.      Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan  pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
c.       Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
d.      Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
e.       Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataaan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan kenyataan).
Ada beberapa karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah, Arends (1997) mengidentifikasikan 5 karakteristik sebagai berikut:
a.       Pengajuan pertanyaan atau masalah.
b.      Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain.
c.       Menyelidiki masalah autentik.
d.      Memamerkan hasil kerja.
e.       Kolaborasi.
Tujuan  Pembelajaran Berbasis Masalah:
Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan  kemampuan berpikir, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, keterampilan intelektual, dan menjadi siswa yang mandiri.
Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah:
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah:
a.       Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
b.      Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
c.       Pengetahuan tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.
d.      Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan berkaitan dengan dunia nyata.
e.       Proses pembelajaran berbasis masalah dapat membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. Apabila menghadapi permasalahan dalam kehidupan nyata.
f.       Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir  kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah:
a.       Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sangat memerlukan keterampilan dan kemampuan guru.
b.      Proses belajar dengan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan waktu yang cukup lama.
c.       Mengubah kebiasaan siswa dari belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah                       : SMP
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            :VII/Ganjil
Tema                           : Belajar pada Kehidupan Fauna
Sub tema                     : Kupu-kupu Berhati Mulia
A.    Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Penilaian Sikap      : (a.) Penilaian observasi, mengamati sikap peserta didik dalam melakukan diskusi yang mencakup kesantunan, percaya diri dan kemampuan bermusyawarah,jujur, dan tanggung jawab (b.) penilaian diri, (c.) penilaian teman sebaya.
Lembar:
Rekapitulasi Penilaian Sikap = Observasi
No.
Nama siswa
Sikap
Skor rata-rata
Tangung jawab
Jujur
Peduli
Kerja Sama
Santun
Percaya Diri
Disiplin

























            Lembar Penilaian Sikap= Observasi pada Kegiatan Diskusi

Mata Pelajaran          :
Kelas/Semester         :
Topik/sub bab topik    :
Indikator                 : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

No.
Nama Siswa
Kerja sama
Rasa ingin tahu
Santun
Komunikatif
Keterangan
1.       






2.       







Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut :
4. sangat baik
3. baik
2. cukup
1. kurang



Penilaian Proses          : Penilaian proses meliputi aspek yang dinilai, teknik penilaian,
waktu penilaian, instrumen penilaian.
Penilaian produk         : Skor diberikan bergantung dari ketepatan jawaban yang diberikan dan kelengkapan jawaban, dan tepat jawaban semakin tinggi pemerolehan skor.
B.     Kompetensi Dasar:
Memiliki perilaku peduli, cinta tanah air, dan semangat kebangsaan atas karya budaya yang penuh makna.
Penilaian Sikap        : penilaian sikap dilakukan berdasarkan cara perilaku peserta didik cinta,  menerima, menghargai, dan semangat atas karya budaya bangsa.
 Nama   :
Kelas   :
Untuk pertanyaan 1 sampai dengan 3, tulis masing-masing huruf sesuai dengan pendapat anda

No.
Sikap
Keterangan
1.
Saya memiliki motivasi dalam diri saya sendiri selama proses pembelajaran.

2.
Saya menunjukan sikap semangat dalam proses pembelajaran.

3.
Saya menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab.

Skor


Selama kegiatan pembelajaran, tugas apa yang anda lakukan?




Penilaian Proses: Pada model pembelajaran berbasis masalah ini proses penilaian dilakukan dengan mengacu pada kegiatan siswa dalam menerapkan prilaku peduli, cinta tanah air, dan semangat kebangsaan.
Penilaian Produk         : Skor diberikan bergantung dari ketepatan jawaban yang     diberikan dan kelengkapan jawaban yang diberikan, dan tepat jawaban semakin tinggi pemerolehan skor. Contoh:
1.      Bagaimana cara kita dalam mengembangkan perilaku peduli, cinta, dan semangat kebangsaan atas karya budaya?

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
            Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek.
            Project based Learning adalah sebuah mode atau pendekatan yang inovatif, yang menekankan belajar yang kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001; Thomas, Mergendoller, dan Michaelson, 1999; Moss, Van-Duzer, Carol, 1998).
Berbeda dengan pembelajaran-pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi atau terlepas-lepas dan aktifitas pembelajaran berpusat pada guru, maka Project Based learning lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, berpusat pada pembelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan dunia nyata. Dalam Project Based Learning siswa belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-proyek daam pembelajaran (Thomas, 2000).
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif berfokus pada kreativitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka menciptakan dan menggunakan pengetahuan khusunya dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Berenfeld, 1996; Marchaim 2001: dan Asan 2005). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut project based leraning merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham pembelajaran kontrukvis yang menuntut peserta didik menyusun sendiri pengetahuanya (Doppelt, 2003).
Buck Institu for Education (1999) menyebutkan bahwa Project Based learning memiliki kerakteristik yaitu, (1) siswa sebagai pembuat keputusan dan membuat kerangka kerja, (2) terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, (c) siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil, (d) siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelolah informasi yang dikumpulkan, (e) melakukan evalusi secara kontinu, (f) siswa secara teratur melihat kembali apa yang dikerjakan, (g) hasil akhir berupa produk dan evaluasi kualitasnya, (h) kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Contoh:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : IX/Ganjil
Tema                           : Berguru pada Pengalaman
Sub Tema                    : Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Ekseplum

A.    Kompetensi Inti
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang dan teori.
Penilaian Sikap          : penilaian sikap ini dilakukan berdasarkan tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran terhadap tugas dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
Penilaian Proses       : penilaian proses dilakukan dari mana seorang siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang dan teori.
Penilaian Produk       : penilaian produk atau hasil tergolong penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan sendiri meliputi ketepatan, kecepatan, dan tahap kemampuan siswa dalam membuat produk atau suatu karya sastra.

B.     Kompetensi Inti
Menangkap makna teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan dan rekaman pecobaan baik melalui lisana tau tulisan

Penilaian Sikap            :
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran            :
Kelas/Semester            :
Tahun Ajaran              :
Waktu pengamatan     :
Sikap yang dikembangkan dan integrasikan adalah perilaku jujur, disiplin terhadap tugas yang diberikan, dan tanggung jawab (ketepatan dan mengumpulkan tugas).
Penilaian Proses                      : Pada  model pembelajaran berbasis proyek ini proses penilaian dilakukan dengan mengacu pada kegiatan siswa dalam memahami teks eksemplum
Penilaian Produk atau hasil     :

No.
Indikator Penacapaian Kompetensi
Teknik penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
1
Mengidentifikasi struktur isi teks eksemplum
Tes tertulis
Tes urauian
Identifikasilah struktur isi teks eksemplum dalam cerita rakyat maling Kundang.
2
Mengidentifikasi ciri bahasa eksemplum
Tes tertulis
Tes uraian
Identifikasilah ciri bahasa eksemplum yang terdapat dalam teks cerita rakyat Malin Kundang.
3
Mengidenfikasi isi teks eksemplum
Tes tertulis
Tes uraian
Identifikasi isi teks ekseplum dalam cerita
4
Menganalisis isi teks dan  bahasa teks eksemplum
Tes tertulis
Tes uraian
Analisis isi teks dan bahasa teks ekseplum
5
Menyimpulkan makna, kata dan istilah dalam teks eksemplum
Tes tertulis
Tes uraian
Simpulkan makna dan kata yang terdapat dalam teks eksplum dari cerita rakyat malin kundang
            Dari indikator pencapaian kompetensi di atas diharapkan siswa dapat memahami teks eksemplum yang meliputi struktur, ciri, dan isi.

Daftar Pustaka:
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran. jakarta: Prenada Media Grop.